Senin, 07 Januari 2013

5 juta pertama (7)



Ini update proyek 5 juta pertama.

Setelah sebelum tanggal 29 Des 2012 saya sudah mengirim surat lamaran kerja beserta berkas-berkas ide, sampai dengan hari ini saya belum mendapat kabar. Penolakan sekalipun. Padahal saya tidak lupa menyertakan nomor telepon.

Rasanya seperti jauh panggang dari api.

Tapi saya tidak mau menyerah.

5 juta pertama harus saya dapatkan. Entah bagaimana caranya.

Well, updatenya segitu aja. Selebihnya saya mau cerita.

Jadi, pernah suatu hari teman saya, Fajar Pramudia, datang ke rumah. Sedikit tentang Fajar, teman SMA dan dia sekarang bekerja di salah satu perusahaan farmasi multinasional. Meskipun bukan berlatar mayor farmasi, sedikit banyak dia jadi ngerti tentang kesehatan. Kita ngobrolin tentang peran tubuh yang luar biasa.

Singkatnya, kata dia, sebenernya tubuh manusia diciptakan sudah dalam bentuk yang paling sempurna (kita ngomong yang berkaitan dengana kesehatan ya). Dia cerita tentang fungsi pancreas yang mengontrol kadar karbohidrat (gula) dalam darah sebagai penghasil energy, tentang empedu yang mengontrol kadar lemak, tentang antibody sel-T yang melawan sel-sel jahat, dll. yang boleh dikatakan sebagai modal manusia dilahirkan ke dunia.

Kalo dipikir-pikir sih, sebenarnya saya udah tahu fungsi organ yang tadi disebut. Tapi entah mengapa, bila itu didiskusikan, rasanya lebih ngena ketimbang lewat belajar biologi. Karena kitanya jadi sama-sama merenung dan bersyukur.

Selain hal itu, ada lagi yang kita diskusikan yaitu seputar goal manajemen.

Jujur saja, untuk urusan ini saya lebih senang mendengarkan. Sebab saya sendiri belum mendapat pola terbaik perihal goal manajemen.

Jadi menurutnya, saat kita punya goal yang jelas dan pasti, kita tidak perlu memikirkan prosesnya. Nikmati saja proses yang nantinya berjalan. Atau lebih ekstrim lagi, jangan pikirin prosesnya.

Contoh deh. Saya punya goal tahun 2013 menikah dengan si calon. Udah. Itu aja yang mesti saya pikirin. Jangan mikirin bagaimana-bagaimananya. Soalnya, kata Fajar, kalo dipikirin malah pusing. Malah nggak akan jadi.

Dan itu terbukti.

Hari jumat tgl 4 Jan 2013 tiba-tiba saja saya diminta tolong untuk menjadi MC pada sebuah acara sekelas Rukun Warga. Sebenernya pengen banget nolak. Tapi berhubung sekarang sudah ter-upgrade mentalnya, saya iyakan.

Acaranya hari Minggu 6 Jan 2013.

Saya ingin coba goal manajemen ala Fajar ini.

Maka, selama dua hari saya sama sekali tidak memikirkan acara tanggal 6 jan tersebut. Saya hanya menanyakan hal yang penting-penting dari acaranya saja. Setelah itu saya tulis poin-poin yang akan saya sampaikan dan lupakan segera.

Pas hari H, saya tidak pernah merasa se-enjoy hari itu saat nge-MC!
Meskipun ada beberapa kesalahan, tapi semua dapat dilalui dengan sangat baik. Saya pun merasa tamu menjadi sangat nyaman.

Well, saya mulai menganalisa perbedaan metode Fajar dan yang biasa saya lakukan:

Yang biasa saya lakukan sebelum melakukan sesuatu (apapun itu) adalah memikirkan hal terburuk. Maksud hati sih ingin membuat semacam plan B gitu. Jadi nggak kaget kalau-kalau hal terburuk itu datang. Tapi akibatnya saya jadi tegang, nervous, dan pucat. Gimana ya kalo pembicaranya nggak datang? Atau bagaimana ya kalo tamunya bete. Dsb.

Sedangkan goal manajemen ala Fajar cukup memikirkan garis besarnya saja. Prosesnya, Lillahi ta’ala. Metode Fajar mengajarkan untuk menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa. Kita hanya perlu yakin, bahwa apa yang menjadi goal kita akan terwujud. Akibatnya, kita nggak pusing duluan. Kalau goalnya tidak kesampaian, ya sudah. Setidaknya nggak pusing.

Dan hasilnya keren, Jar. Thanks!

So, metode Fajar ini sejatinya akan saya pakai untuk proyek 5 juta pertama dan proyek-proyek lainnya.

Cukup pikirin yang utama, tulis poin-poinnya, dan segera lupakan.


#regards