Kamis, 27 Desember 2012

Bantuin Jokowi, yuk!

Kalo nggak salah, hari sabtu yang lalu, tgl 22 Desember 2012, menjadi hari macet plus banjir terparah di Jakarta dan sekitarnya. Pasalnya karena curah hujan yang tinggi. Seperi dikutip dari laman vivanews.com, BMKG menyatakan bahwa pada hari itu curah hujan paling tinggi dibanding siklus lima tahun yang lalu, tahun 2007.

Makanya, daerah langganan banjir pasti kelelep. Contohnya aja di kp. Melayu. Masya Alloh, bisa sampai 3,5 meter!

Jalan-jalan protokol juga tergenang air. Menyebabkan mobil berhenti tidak bisa menerobos.

Well, melihat, mendengar, dan mengetahui kabar tersebut, saya jadi miris. Belum lagi, Gubernur yang baru terpilih, Joko Widodo, langsung mendapat tantangan dan pertanyaan seputar keseriusannya membenahi salah satu penyakit Jakarta, banjir.

Padahal kalau mau mendengar kata pakar sejarah dan tata kota, DKI Jakarta memang daerah yang lumrah dengan banjir. Menurut yang saya baca, itu mengapa dari zaman Belanda, pihak kolonial membuat kanal-kanal persis seperti di Belanda. Karena rupanya Jakarta dengan Belanda memiliki karakteristik tata kota yang sama.

Namun, terlepas dari itu, saya yakin walaupun per periodenya kita harus menghadapi banjir, tetap saja bisa kita pangkas tingkat resikonya.

Contoh Kuala Lumpur. Tahun 2007 juga kelelep banjir. Tapi sekarang mereka membuat semacam terowongan untuk mengalirkan air hujan. Belum tahu efeknya, tapi sampai saat ini tidak terdengar kabar KL kelelep banjir lagi.

Oleh karena itu, sebagai warga muda DKI, saya mau membagi 3 (tiga) gagasan untuk - setidaknya - mengurangi risiko banjir. Atau dalam bahasa kerennya, " Saya mau bantuin Jokowi."

Pertama, perbanyak saluran air dan bersihkan.
Saluran air, atau biasa kita sebut selokan, mempunyai peran penting dalam mengalirkan air. Tetangga saya yang di sekelilingnya tidak ada saluran air, menjadi bulan-bulanan kalau musim hujan tiba. Selalu saja air berhasil masuk ke dalam rumah.

Namun setelah ia membuat saluran air, meskipun kecil, saat hujan berikutnya, rumahnya aman. Tidak kebanjiran lagi. Cara berpikirnya cukup sederhana: buat saluran ke arah yang lebih rendah (mengikuti prinsip air mengalir ke tempat lebih rendah).

Setelah aliran kecil tersebut dibuat, selanjutnya arahkan ke selokan yang lebih besar. Nah, biasanya di sini juga bermasalah. Selokan penuh sampah dan batu. Sampah dan batu akan menghambat laju airOleh sebab itu adakanlah kerja bakti seminggu sekali.

Selain sampah dan batu, saya sering memperhatikan selokan jadi tidak berfungsi karena timbunan semen dan pasir karena sebelumnya rumah di depan selokan tersebut sedang dibangun. Tukang yang sembarangan menimbun adukan paris-semen di selokan, dengan tingkat pengetahuan rendah tentang arti penting selokan, saya rasa perlu dibilangin supaya tidak mengaduk semen di selokan.


Kedua, Biopori.
Ide lubang resapan biopori ini sudah disounding dari lama. bahkan pemerintahan saat itu, era Fauzi Bowo, telah menerapkan konsep ini.

Kalau saya baca tentang biopori, wow, ide sederhana yang keren. Malahan sewaktu kuliah Studi Kelayakan Bisnis, saya mengikuti lomba membuat SKB dengan menggagas biopori sebagai usaha saya. Saya baca sebuah artikel di Koran Jakarta, bahwa DKI Jakarta perlu setidaknya 1 juta-an lubang resapan biopori untuk mengurangi banjir.






Mengenai fungsi, lubang resapan biopori termasuk multi-fungsi. Ianya adalah sebagai resapan air, terus sebagai penggembur tanah, kemudian lagi sebagai perbaikan struktur tanah, dan masih banyak lagi yang mungkin sapat kita googling.

Cara buatnya gampang. Di rumah saya ada lima titik di pekarangan. Membuatnya bisa dengan alat bor biopori yang bisa kita dapatkan di internet atau bisa juga kita gali lubang.


Lanjut yang terakhir...

Ketiga, budaya membuang sampah.
Well, di antara ketiga solusi yang saya berikan, rasanya agak sulit untuk solusi yang ketiga ini. Hhaaa, saya sampai putus asa dengan budaya membuang sampah orang Indonesia. Well, meskipun sulit, tapi kalau dimulai dari diri sendiri, saya rasa bisa.

Buanglah sampah pada tempatnya, sebaiknya tidak hanya menjadi jargon untuk kebersihan saja. Melainkan untuk melawan banjir. Nah, mungkin para advertiser ke depannya bisa membuat iklan yang bertajuk sampah sama dengan banjir. Dan pasanglah di billboard-billboard jalan protokol. Tentu dengan kata-kata yang nyelekit. Misal, Ada gambar orang buang sampah dari dalam mobil, terus di bawahnya ada tulisan sederhana tapi mengena: Dialah penyebab banjir! Penjelasannya: di sini kita memang harus mencari siapa yang salah. Karena orang yang salah cenderung malu dan selalu gelisah. Intinya adalah, serang kesadarannya.


Akhirnya...
Tiga hal itu yang kiranya dapat saya beri kepada bapak Jokowi. Tiga hal yang pernah saya lakukan dan alhamdulillah rumah saya tidak kebanjiran.


#regards

Senin, 24 Desember 2012

5 juta pertama (6)

Desember 2012 memang bulan penuh kejutan buat saya. Tentu bukan isu kiamat yang saya maksud. Melainkan tentang sebuah hal yang mampu merubah peta rencana hidup saya.

Pada bulan ini saya dikenalkan seorang akhwat oleh teman ngaji saya. Bingung ya? Hheee. Intinya, saya lagi proses sama akhwat. Proses dengan akhwatnya sendiri alhamdulillah sejauh ini tidak ada masalah. Namun yang jadi masalah adalah mengetahui saya sedang proses, bapak lebih menginginkan saya kerja ketimbang usaha. Karena bapak menilai, kerja lebih jelas.

" Kalau mau nikah, ya cari kerja dulu!" begitu yang bapak utarakan. Saya diam.

Kerja vs usaha
Selepas bapak bilang itu, saya terus kepikiran lalu timbul pertanyaan, " Apa bedanya kerja dengan usaha sekarang ini?"

Kalau mau fair, zaman sekarang, dari segi resiko justru kerja jauh lebih beresiko. Ambil contoh dari segi usia. Di atas 30 tahun, kalau kita masih begitu-begitu saja, tidak ada peningkatan kapasitas diri, kita akan terdepak oleh yang muda-muda. Dan di umur segitu, akan cukup sulit kalau mau pindah kerja. Itu baru dari segi usia. Coba cek pendapatan. UMP DKI Jakarta saat ini 2 jutaan (bener gitu?). Kalau masih tinggal sama orang tua, boleh lah ya saya kira cukup. Itu pun minim. Lha kalau udah berkeluarga? Akan muncul biaya ini-itu.

Di sisi lain, dalam usaha pun saya tidak menutup mata punya resiko yang tiba-tiba saja bisa membuat orang melarat. Tapi pendapatannya pun bisa jauh lebih gila dari sekelas manajer. Oleh sebab itu, usahawan harus bekerja lebih gila daripada pekerja. Apalagi yang baru merintis. Tidak semudah omongan pengusaha beken yang sering kita baca/dengar. Intinya, kerja kerasnya harus berkali lipat dari pekerja. Itu aja paling.

See? Itu baru pemaparan tanpa data. Jujur saja, saya malas mencari datanya. Wong setiap baca koran, yang muncul angka pengangguran terus. Itu artinya sudah sangat sesak segmen para pencari kerja. Dan yang mau bergerak di dunia usaha, takut capek. Susah kalo gitu.

Yang usaha juga sama. Semakin tidak menentunya keinginan konsumen, membuat sebuah usaha bisa saja hari ini buka, seminggu kemudian tutup. Sepi. Bangkrut.

Jadi, di mana letak "lebih jelasnya"?

Saya rasa pernyataan bapak agak keliru. Menurut saya, "lebih jelas" itu diciptakan oleh pribadi, bukan semata-mata diciptakan keadaan.

Yuk rame-rame kita jadi pekerja. Hayuk. Tapi yang punya kompetensi dong! Yang mau meng-upgrade diri. Jangan jadi pekerja yang stagnan gitu-gitu aja. Gimana perusahaan mau mempertahankan kita kalau kitanya tidak punya alasan untuk dipertahankan.

Yang mau jadi pengusaha, yuk jadi pengusaha. Merintis itu... masya Alloh beratnya. Kita akan berhadapan dengan berbagai ketidakpastian. Pokoknya, bener-bener dibutuhkan mental sekuat intan dan seluas surga. Oleh karena itu, upgrade lah diri kita. Jangan jadi pengusaha karbitan.

Nah, kalau sudah begitu, barulah kita layak mendapatkan yang terbaik.


Well, dari tadi nulis ngalor-ngidul ke mana-mana. Sekarang, kaitannya dengan project 5 juta pertama adalah saya akan mengubah polanya. Yang awalnya hanya project jualan ide, selanjutnya akan saya jadikan lampiran dalam surat lamaran pekerjaan.


Alasannya:
Pertama, saya ingin bapak senang melihat saya bekerja. Dengan itu insya Alloh bapak tidak keberatan kalau saya mau menikah.

Kedua, alasan saya buat project ini bukan semata-mata karena ingin mendapat uang. Melainkan juga ingin memberi masukan ke Pizza Rakyat supaya berbenah diri dan menjadi lebih hebat lagi.

Ketiga, toh saya akan tetap senang memasuki dunia kerja. Karena saya memilih bidang yang saya sukai, Marketing. Dan saya ingin sekali meluruskan kalau marketing itu bukan sales. Marketing jauh lebih luas lagi cakupannya. Justru sales yang masuk dalam marketing.


Terlepas dari itu...
Seperti yang saya ungkapkan, di kuadran manapun nantinya saya berkarier, intinya saya harus memiliki kompetensi. Jadi karyawan harus punya kompetensi (nilai jual), jadi pengusaha juga harus seperti itu.

Jadi, project 5 juta pertamanya?

Tetap dong.

Justru karena ke depannya saya tidak tahu akan ke mana dan ngapain (karena banyak sekali perubahan yang tiba-tiba dan di luar jangkauan saya), project ini harus tetap saya realisasikan. Entah dengan cara apa.


#regards

Jurnal Sedekah (3)

Alhamdulillah, rencana yang saya tulis di jurnal sedekah (2) sudah terealisasi. Tepatnya hari Jumat minggu lalu, saya sedekahkan uang 50.000 rupiah kepada nenek itu. Tinggal nunggu Alloh kasih kelipatan 10-nya, 500.000 rupiah.

Well, kata "tinggal nunggu" kok dirasa gimanaaa gitu. Yaaa, saya pikir namanya juga game. Malah kalau saya bilang, ini game investasi yang real. Di mana saya investornya, dan yang menjalankan perusahaannya Alloh swt. Jadi saya tidak perlu takut tidak mendapat apa yang dijanjikan. Wong yang menjalankan yang punya alam semesta.

Namun terlepas dari kuasa Alloh tentang sedekah, saya tetap beraktivitas seperti biasa. Menjemput rizki yang telah ditetapkan. Itulah fitrahnya.


Nah, postingan hari ini mengambil sub-tema memperpanjang pandangan dalam bersedekah.

Apa maksudnya? Maksudnya ialah, saya harus menyadari, bahwa Alloh-lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk ciptaannya. Misal, mungkin menurut saya membuat usaha anu baik, tapi menurut Alloh kurang pas/tidak baik bila saat ini. Makanya Alloh menunda/mengganti dengan hal lain yang lebih pas untuk kondisi saya sekarang.

Penjelasannya adalah, boleh jadi saya mengira akan mendapat balasan uang dari uang yang saya sedekahkan. Karena saya berpikir tentang bagaimana melipatgandakan uang. Tapi Alloh "berpikir" tentang kesehatan saya. Makanya, uang balasan yang saya tunggu-tunggu, bisa saja tidak datang, diganti sama Alloh dengan kesehatan.


Kalau di atas sempat saya singgung ini game investasi, nah, kesehatan juga bentuk investasi yang berharga (itu mengapa ada perusahaan asuransi jiwa). Dan Alloh mengetahui kalau saat ini kesehatan lebih penting dari uang, misalnya. Maka pada kasus ini saya harus memperpanjang pandangan (kalau ust. Yusuf mansur bilang, memperpanjang kalam), " Oh, ternyata Alloh membalasnya dengan kesehatan. Dan itu jelas yang terbaik untuk saya." Tujuannya tentu saja supaya saya tidak kufur nikmat.

Nah, jadi, setelah kemarin saya sedekah, terus saya merasa mendapat banyak sekali kemudahan, entah itu ditraktir pas lagi nggak punya uang, ditemukan jodoh, dikasih pikiran yang bisa menggagas ide-ide orisinil, dan masih banyak lagi, itu merupakan balasan dari Alloh swt yang bisa jadi nilainya lebih besar dari 500.000 rupiah.


Lalu bagaimana dengan kelanjutan game ini? Entah mengapa, saya yakin kalau Alloh juga akan membalas sedekah saya dengan uang sebesar 500.000 rupiah bahkan lebih. Dengan keyakinan itu, insya Alloh, game ini tetap berlanjut. Dan sedekah saya di luar game ini pun mesti tetap berlanjut. Besar-kecilnya bukan masalah.


#regards

Kamis, 20 Desember 2012

5 juta pertama (5)

Saya mau meng-update kabar project 5 juta pertama.

Sekarang memasuki tanggal 21 Desember. Masih ada 8 hari lagi menuju dead line penyerahan hard copy project 5 juta pertama kepada CV. Daya Optimasi Mandiri.

Well, sebenarnya sih saya sudah menyelesaikan draft projectnya. Jadi tinggal di print out setelah itu dikirim via post. Namun sebelum itu saya masih merevisi satu-dua hal untuk lebih memantapkan lagi.

Ada dua hal yang saya pikirkan seiring mengakhiri project ini. Pertama, ternyata project ini bukan sekedar menawarkan ide saja. Lebih dari itu, saya melihat ada hal yang lebih luas dan penting lagi dari sekedar menawarkan ide. Yaitu terdapat hal fundamental dalam bisnisnya. Saya membaginya ke dalam tiga hal: visi-misi, pemborosan, dan konsep pemasaran. Hal penting yang menentukan masa depan suatu bisnis.

Kedua, ini tentang plan B. Plan B saya susun untuk mengambil jalan lain menuju goal. Dengan tidak bermaksud menggurui, menurut saya, plan B sejatinya bukan jalan lain menuju goal lain. Ini yang banyak disalahartikan orang. Plan B adalah jalan lain menuju goal yang sama. Makanya, jangan alergi sama plan B.

Plan B saya adalah bagaimana kalau gagasan saya tidak diterima manajemen Pizza Rakyat pusat? Ada dua langkah, yaitu 1. Menawarkan kepada usaha serupa, Atau 2. Menjalankan Pizza Rakyat yang selama ini saya lakukan dengan merealisasikan metode yang saya buat. Kalau ditimbang dan diukur, sebenarnya lebih efektif menjalankan plan B yang kedua: bisnis jalan, uang datang, dan merealisasikan idea.

Oleh karena itu, sepertinya plan B yang saya tetapkan adalah yang kedua. Dengan spirit: bila kesempatan itu tidak datang, maka saya yang akan menciptakannya.

O iya, kayaknya sebelum dead line (29 Des) sudah bisa saya kirim. Kalau sudah begitu, insya Alloh mendapat kabarnya pun bisa lebih cepat. Dan menyiapkan langkah selanjutnya juga bisa lebih cepat.

Minta doanya, ya.

#regards

Rabu, 19 Desember 2012

Jurnal Sedekah (2)

Salaaam :))

Apa kabar? Alhamdulillah saya baik. Saya harap kamu juga baik.

Pada kesempatan ini saya mau kasih kabar tentang game sedekah.

Sebenarnya baru hari ini saya memulai game sedekah. Maunya sih dari kemarin, tapi baru bisa hari ini. Jadi hari ini, tepatnya maghrib, saya sholat di masjid dekat rumah. Alhamdulillah, dompet ada di kantong celana. Sesuai rules game ini, saya masukin 5.000 rupiah ke kotak amal.

Pulang dari masjid, bapak nelpon minta jemput pukul 9 malam. Sampai di rumah pukul 10 malam. Bapak pulang duluan ke rumah. Saya parkir mobil di garasi.

Beres parkir mobil, pas saya mau pulang, ada sepupu lewat pakai motor. Saya tanya mau ke mana, dia bilang mau isi pulsa. Kebeneran. Pulsa saya juga habis. Saya ikut dia.

A short story, saya dibeliin pulsa. Alhamdulillah.

Sampai rumah...

" Lama amat, Dek."
" Iya, tadi habis beli pulsa dulu. Kenapa, Pah?"
" Nih, buat kamu."
Uang 100 ribu. Alhamdulillaaah.

Uang 100 ribu itu sangat berharga bagi saya yang tengah mengalami inflasi lokal.

Awalnya saya kaget juga. Tapi setelah saya ingat kalau tadi habis sedekah 5.000 rupiah, saya jadi mengerti. Ini balasan dari Alloh.

Dan seperti rules game ini, setelah saya mendapatkan nilai 10 kali lipat atau lebih dari nilai terakhir yang saya infakkan, saya berkewajiban menginfakkan 10 kali lipat dari nilai yang terakhir saya infakkan. 50.000 rupiah.

Di sekitar rumah, ada seorang nenek usia 90 tahunan, janda, yang butuh bantuan. Insya Alloh 50.000 itu besok akan saya berikan kepada nenek tersebut. Mudah-mudahan bermanfaat.


#regards

Minggu, 16 Desember 2012

Jurnal Sedekah

Sekarang, hampir setiap orang membicarakan sedekah. Semua tertarik dengan cara kerja sedekah sebagai pembawa kesuksesan karena memang dijamin oleh Alloh swt dalam Al-Quran.

Di dalam Firman Alloh surat Al-Baqarah ayat 261 disebutkan, " Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Alloh seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Alloh melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Alloh Mahaluas, Maha Mengetahui."

Itu salah satu ayat yang menerangkan tentang sedekah. Memang barisan ayat tentang sedekah salah satunya di surat Al-Baqarah ayat 261 - 274 itu. Selebihnya masih banyak lagi. Seperti: dalam surat Al-Anfal ayat 60 atau dalam surat At-Taubah ayat 98-99.


Balik lagi ke pembahasan tadi...

itu artinya, 1 x 7 x 100 = 700, Alloh swt bisa melipatgandakan suatu kebaikan sampai dengan 700 kali lipat. Inget-inget kata kakak kelas di Rohis pas SMA, makna bilangan 7 dalam bahasa arab bisa berarti tak terhingga. Makanya kadang ada yang menyebut 70, 700, dsb. yang mana maksudnya tidak terbatas.

Subhanalloh.


Well, dari topik tentang sedekah ini, saya jadi tergelitik ingin mencoba hal menarik.

Oke, saya sebut ini Game Sedekah. Rules-nya: dimulai dari sedekah 5000 rupiah. Maka, setiap saya mendapat pertumbuhan 10 persen dari angka yang saya sedekahkan, saya wajib mengeluarkan. Begitu seterusnya.


Ilustrasi...

Hari ini sedekah 5.000 rupiah. Entah bagaimana, esoknya saya dapat uang 50.000 rupiah. Maka 50.000 rupiah itu harus saya sedekahkan. Tiga hari kemudian saya gajian 2 juta, misalnya. Maka saya wajib menyedekahkan sebesar 500.000 rupiah. Eh, tanggal 29 Desember project 5 juta pertama saya goal, maka saya harus menyedekahkan 5.000.000 rupiah itu. Begitu seterusnya.

Sampai kapan?

Saya tidak membatasi. Kalo bisa sampe 5 trilyun, 5 trilyun dah. :)


Selanjutnya saya akan membuat jurnal khusus tentang Game Sedekah. Dimulai dari postingan ini. Isinya laporan tentang perkembangan game sedekah.

Terlepas dari itu, sebenarnya saya mau mendokumentasikan bagaimana cara Tuhan bekerja. Soalnya saya pernah merasakan itu. Well, lain waktu saya ceritain.


Kalo dibayangin, kayaknya seru ni game.

Ada yang mau ikutan?


#regards

Game Plan For Kids

Sore...

Apa kabar diakhir minggu kedua Desember ini? Alhamdulillah, saya baik. Di daerah rumah saya sedang turun hujan. Di temani teh manis hangat, nuansa seperti ini lebih pas bila sambil nulis.

Well, kebetulan saya punya topik yang sebenernya udah dari dulu pengen di tulis. Lebih masuk kalau disebut ide ketimbang topik.

Idenya membuat suatu game plan untuk anak-anak usia TK sampai kelas 2 SD. Namanya belum kepikiran apa, tapi kalau bentuk dan cara kerjanya sudah.

This is it...

Adik sepupu saya, setiap ditanya mau ke mana, jawabnya, " Ke mana aja boleeee..." meniru ucapan tokoh anak di film yang katanya bagus.

" Lho, kok jawabnya gitu?" tanya saya dengan nada meninggi. Terus terang saya kesel. Akhirnya sampai kepada pikiran, ini pasti gara-gara film. Film yang embel-embelnya untuk anak malah ngerusak pola anak-anak. Dan dengan memperhatikan kelakuan anak-anak akhir-akhir ini, saya berkesimpulan kalau dunia anak sekarang sudah semakin aneh.

Itu latar belakangnya. Well, ide ini terinspirasi dari buku saku pramuka saat saya SD. Di mana ada tugas yang harus dituntaskan. Ditambah kemarin saya nonton film UP lagi. Jadilah hal yang dari dulu mau saya share hari ini baru bisa saya tuangkan lewat tulisan.

Well, Sebut saja game plan for kids.

Bentuknya tentu saja buku saku. Seperti ini...



Isi buku tersebut adalah tugas-tugas yang kiranya mampu diselesaikan oleh anak. Intinya dengan tugas yang tertera di dalam buku, saya ingin anak-anak merasakan petualangannya sendiri. Seperti Russel dalam film UP.

Makanya, saya pikir butuh profesional yang menangani ini. Seperti: praktisi pendidikan anak usia dini, desainer yang nantinya mendesain kertas dan cover yang bernuansa anak, dan tentu saja praktisi usaha supaya ide ini bernilai bisnis. Semua itu saya maksudkan supaya arah pembuatannya benar.


Dalam pengemasan, saya butuh kardus.


Mengapa dikemas dalam kardus? Karena kalau hanya buku, rasanya tidak asik. Anak-anak kan punya rasa ingin tahu yang besar. Mereka cenderung lebih senang membongkar kardus untuk mengetahui apa yang tersimpan di dalamnya. Kardusnya dalam ukuran proporsional tentunya.



Selain itu, saya butuh stempel...


Gunanya untuk memberi tanda kelulusan setelah menyelesaikan satu misi. Dan yang berhak menyimpan stempel ini adalah orang tua.


Well, itulah ide saya. Tujuannya agar anak tidak melulu nonton sinetron.

Sekian, terima kasih.


#regards


Sabtu, 15 Desember 2012

5 juta pertama (4)


Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan garis besar project 5 juta pertama.

Seperti cerita postingan sebelumnya, bagaimana cara saya mendapat 5 juta pertama, adalah dengan menjual ide. Kenapa ide? Karena ide yang merubah dunia gelap menjadi terang, Thomas Alfa Edison. Ide juga yang membuat karakter tikus bernilai milyaran dolar, Walt Disney. Dan ide juga yang membuat makanan pinggir jalan pecel lele naik kelas, Rangga Umara.

Intinya, ide-lah yang membuat sesuatu menjadi bernilai.

Well, ide yang saya tawarkan kepada Pizza Rakyat adalah menghapus sistem booth/gerobak. Saya menyebutnya: ketika tempat dinilai begitu penting, lenyapkan saja. Terdengar radikal memang disaat Pizza Rakyat telah menerapkan konsep usaha franchise dengan booth saya malah mengagas untuk ubah konsep. Tapi justru di situlah (booth/gerobak) titik lemah menurut saya.

Karena…

Satu. Booth/gerobak tidak mencerminkan usaha besar. Booth/gerobak hanya memunculkan kesan franchise pinggir jalan. Jujur, saya belajar dari rumah makan padang sederhana. Namanya aja yang sederhana padahal harganya selangit. Tapi tidak mengapa, karena kualitas rasa dan bahannya terjaga betul. Dan yang makan di sana rata-rata orang kaya.

Seperti itu yang saya mau dari pizza rakyat. Meskipun namanya menggelitik dengan embel-embel rakyat, tapi tidak berkesan rakyat. Bahkan Raja makan Pizza Rakyat.

Dua. Booth/gerobak tidak efektif karena menciptakan pola menunggu bola datang dan memiliki jangkauan kecil. Dengan adanya booth, hanya orang-orang di sekitar berdirinya booth/gerobak saja yang dapat membeli. Di luar itu tidak.

Tiga. Booth/gerobak menimbulkan biaya overhead. Seriously, ini yang menjadi perhatian saya. let’s see: beli usahaà boothà tempat strategisà biaya overhead (sewa tempat tinggi, listrik, air, dll.). Pertanyaannya adalah, kalau usaha bisa tidak menggunakan booth/gerobak, mengapa mesti pakai booth/gerobak?

Hati-hati dengan tempat strategis. Ianya dapat menjadi bumerang. Saya sudah merasakan.


Nah, itu tadi paparan singkat mengenai latar belakang ide. Kemudian saya berpikir, bisa saja owner pizza rakyat (CV. Daya Optimasi Mandiri) sudah memiliki ide itu jauh sebelum saya sounding dan bisa saja dia “kick” saya.

Untuk itulah saya buat senjata pamungkas.

Senjata pamungkas ada dimarketing.

Bagaimana cara mendatangkan costumer hingga penjualan 50 loyang per hari.

Pilar inilah yang tidak mungkin sama dengan orang lain.

Bagaimana caranya? Maaf, ini terlalu rahasia. :)

Intinya harus sederhana.


#regards

Jumat, 14 Desember 2012

5 juta pertama (3)


Ini update project 5 juta pertama.


Semalam saya berdiskusi dengan seorang kawan. Menceritakan project ambisius ini. Dan saya tidak mengira hasil diskusi tersebut baik sekaligus menguras pikiran.

Intinya, teman tersebut mengapresiasi project ini. Menurutnya, project ini ide cemerlang, berbeda, sekaligus, yeah, terlalu berani.

“ Lo gak bisa bikin seperti ini aja, Fiq.” Katanya pada akhirnya. “ Ini mesti diseriusin.”
“ Maksud, Lu?”
“ Matengin konsep. Buat lebih detail lagi. Pastiin elo tutup semua kemungkinan terburuk.”

Diskusi di sebuah restoran fast food kemarin malam berjalan cukup lama. Banyak interupsi dari saya dan dia. Banyak juga masukan dia yang sangat membantu. Saya pun tidak mengira kalau ide ini malah semakin kaya dengan gagasan-gagasan positif.

Ini membuat saya berpikir, rasanya akan memakan waktu cukup panjang untuk mematangkan konsep. Setidaknya untuk mempelajari contoh yang ada dan mencari solusi segala kemungkinan. Buka-buka buku lagi, baca majalah lagi, dan berdiskusi dengan beberapa teman lagi.

Maka sepertinya, deadline pengiriman project dalam bentuk hard copy diperpanjang. Semula tanggal 15 Desember 2012, saya undur sampai dengan tanggal 29 Desember 2012. Tapi, seandainya saya mampu menyelesaikan kurang dari 29 Desember, tetap akan saya kirim hari itu juga. Dan segalanya akan saya dokumentasikan lewat tulisan di blog.

Terus bagaimana dengan kabar keuangan saya? Well, masih sama.


O iya, mau sedikit memanggil memori. Ini intermezzo saja.

Di usia 19 tahun, saya pernah sounding ide kepada dua orang teman, Fajar dan Randi. Ide itu adalah “Menciptakan Rekormu Sendiri”. Terinspirasi dari kenyataan bahwa setiap manusia unik – berbeda dari yang lain dan Guiness Book of Record.

Karena keunikannya, setiap manusia bebas melakukan apa yang ia anggap menarik atau menantang (karena berkaitan dengan record – menarik dan menantang).

“ Terus lo pengen bikin record apa?” tanya Fajar.
“ Nggak tidur selama 36 jam.”
“ Yeee, itu mah cari penyakit namanya.” tukas Randi. “ Coba yang lebih bermanfaat dong.”
“ Iya, kayak misalnya lo bisa ke lima benua sebelum usia 36, gitu.” tantang Fajar.

Setelah mengingat itu, setidaknya project ini sekaligus menjawab  tantangan Fajar dan Randi juga merealisasikan ide saya, menciptakan rekormu sendiri.

Saya sangat antusias menyelesaikan project ini.

#tetepmintadukungannya

Rabu, 12 Desember 2012

Musik, Film, dan Tulisan...


Kalau saya perhatikan, ternyata banyak sekali orang yang mempunyai blog. Saya suka membaca blog-blog mereka. Entah dengan motivasi apa mereka nge-blog, yang jelas, bagi saya nge-blog itu asik. Letak asiknya selain karena blog merupakan lab menulis, dengan blog saya juga dapat berbagi. Bisa berupa inspirasi, ide, gagasan, penemuan, atau cerita haru, seram dan komedi. Dan seperti yang orang lain pikirkan, ngeblog bisa menghasilkan passive income.

Dan saya akan menghadirkan kenyataan tentang blog.

Bagi sedikit orang, sangat beruntung memiliki blog yang dapat menghasilkan passive income. Misalnya, blognya dibukukan, dimasuki iklan, atau direkomendasikan ke banyak orang entah lewat sosmed ataupun cara lain. Secara bisnis, ini jelas menguntungkan.

Namun ada sebagian blogger yang menolak membisniskan tulisannya. Mereka berdalih, kita ngeblog untuk kepuasan batin. Sampai detik ini, saya membenarkan statement tersebut sekaligus menyayangkan bila maksudnya, dia bebas menulis dengan teknik seadanya, yang penting dia suka.

Kalau begitu mikirnya, lebih baik kita belajar dari dunia musik dan film favorite kita. Karena saya pikir keduanya memiliki konsep yang serupa.


Band favorite saya, Muse dan Coldplay. Saya suka musik mereka karena enak didengar. Meskipun Muse agak bising, tapi tetap berirama. Coldplay? Oh, so awesome.

Pertanyaannya…

Apakah mereka terkenal? Oh, yes. Musik mereka enak? Of course. Apakah musik mereka jelek? Nope (pertanyaan ini berlaku juga untuk band favorit kamu).


Lanjut ke film…

Film favorit saya trilogi The Lord of The Ring.

Pertanyaannya…

Bagaimana mungkin dapat dikatakan film jelek kalau mendapat penghargaan bergengsi di dunia, Oscar? Pertanyaan retorik. Nggak usah dijawab.


Well, begitu juga dengan tulisan. Hanya tulisan yang enak dibaca yang akan disukai. Dan tulisan yang enak dibaca itu yang terstruktur. Tulisan seperti itu dapat dipelajari lewat teknik menulis.

Mengenai teknik menulis, saya banyak belajar dari artikel-artikel di internet dan membaca buku. Kalau di artikel saya mendapat banyak teori, sedang dari buku saya langsung praktik membedah tekniknya. Makanya, ada dua perlakuan saya terhadap buku. Baca pertama, saya nikmati dan ambil pesan moralnya. Membaca kedua, saya pelajari teknik si penulis berkisah.

Ada beberapa buku yang saya suka teknik menulisnya. Di antaranya: Catatan Mahasiswa Gila – Adhitya Mulya, Your Job is not Your Career – Rene Suhardono, Test Pack – Ninit Yunita, dan Celoteh Soleh – Soleh Solihun. Keempat buku itu seperti kitab buat saya.


Balik lagi ke blog…

So, saya pikir, bila kita sudah mengetahui inti dari bidang tersebut, mau tema apapun yang diangkat, insya Alloh akan disukai. Makna disukai tidak hanya menghasilkan kepuasan batin tapi juga bernilai moneter. Nah, setelah itu baru pelajari teknik-teknik lainnya.

Kalau sudah begini, menulis diblog pun akan terasa lebih asik. Semisal orang lain tidak sekalipun membaca, minimal kitalah orang yang menikmati tulisan-tulisan kita sendiri.

Yah, setidaknya, bila kesempatan mengomersialkan tulisan-tulisan kita datang, kita sudah siap dengan bahan yang matang.

Yuk sama-sama belajar :)


#regards

5 juta pertama (2)


Saya akan mengumumkan hasil meditasi semalam.

Setelah saya pikir, 5 juta pertama akan saya coba dapatkan dengan cara membuat suatu project.  Hal ini terinspirasi dari baca time line twitter yang banyak menceritakan habit baru anak muda sekarang yang suka membuat suatu project lalu menjadi bisnis. Itu positif dan hebat.

Dan projectnya adalah menjual ide.

Berikut adalah garis besar projectnya:
Nama                   : Usaha tanpa lokasi – Ketika lokasi dinilai begitu penting, lenyapkan saja.
Genre                   : Bisnis/pemasaran
Target sasaran       : CV. Daya Optimasi Mandiri (FranchisePizza Rakyat)
Target waktu         : maksimal 15 Desember 2012

Kalau dipikir, agak aneh memang mendapatkan uang dari jualan ide. Ini something new buat saya. sekaligus mencoba pengalaman baru.

Mengenai project, saya sudah mulai merancangnya. Insya Alloh sebelum tanggal 15 sudah dapat dikirim. Mengenai isi idenya, saya belum bisa ceritakan sekarang.

Perkembangan selanjutnya akan saya kasih tahu dipostingan berikutnya. Ini akan menjadi The 5 juta pertama series.

Deg-degan, ih. Mohon doa dan supportnya, ya.


#nite