Minggu, 09 Desember 2012

Teknik Membuat Jokes


Teknik menulis jokes sangat penting untuk memberi penyegaran pada tulisan. Di dalam buku Kitab Suci – Ramon Papana, ada beberapa jurus dan tips membuat jokes dalam stand up comedy. 



Sejujurnya yang saya tulis di sini yang saya ngerti aja dan kira-kira pas untuk di adopt ke dalam bentuk tulisan.

Pertama, teknik Set up – Punch line. Ini teknik yang paling sederhana sekaligus paling wajib di stand up comedy. Saya coba mengadopsi teknik jokes stand up comedy yang ini karena sangat mungkin dimasukkan ke dalam tulisan.

Set up – punch line mengajarkan memberi harapan kemudian meninju.

Set up adalah kalimat-kalimat harapan. Di mana seorang pembaca akan tergiring imajinasinya ke dalam sebuah cerita yang mungkin saja haru, mengesankan, atau menyentuh hati.

Punch line adalah perusak segalanya. Perusak pola yang sudah terlanjur terbentuk dalam ruang imaji pembaca. Dan di sinilah tinju yang menghasilkan tawa seharusnya terjadi.

Contoh jokes dengan teknik set up - punch ala Jerry Seinfeld yang pernah saya baca dari blog radityadika.com.

Set up : kenapa sih setiap orang yang jatuh cinta harus mendeskripsi perasaannya lewat bunga? Kenapa harus membunuh makhluk hidup?

Punch : Kenapa nggak, “ Aku suka kamu. Nih, bangkai tupai.”


Kedua, Hukum Angka Tiga. Teknik jokes dalam stand up comedy yang bisa juga diadopsi ke dalam bentuk tulisan ini terbilang mudah dan ringkas.

Pola teknik ini: dua ketukan untuk membuat pola dan menimbulkan asumsi bahwa pola itu akan berlanjut kemudian pada ketukan ketiga menghancurkan pola dan memutarbalikkan asumsi.

Contoh: Saya seorang yang romantis dan sensitif. Kalau melihat wanita cantik, saya ingin memuja, merayu, lalu menamparnya.

Yang saya beri garis bawah adalah pola hukum angka tiga. Karena pola yang seharusnya terbentuk dalam benak pembaca mungkin: saya ingin memuja, merayu, lalu menciumnya; yang mana saya rusak pola itu dengan: saya ingin memuja (1), merayu (2), lalu menamparnya (3).

Nomor tiga adalah perusak pola yang menghasilkan tawa.


Ketiga, teknik Panggil Ulang. Dalam teknik panggil ulang ini - menurut saya - justru sangat mungkin bila dituangkan dalam sebuah tulisan. Atau dapat saya katakan bahwa teknik jokes inilah teknik jokes sebuah tulisan sesungguhnya.

Pola teknik ini terbentuk dari beberapa set up – punch line. Biasanya terdiri dari lima pola set up – punch line. Tapi yang menarik adalah saat di set up kelima/terakhir, punch line yang digunakan adalah punch line pertama.

Membayangkannya akan sangat keren bila diadopsi ke dalam sebuah tulisan. Makanya saya bilang kalau teknik ini justru sangat mungkin dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Dari bayangan saya, bila saya adopt ke dalam bentuk tulisan, maka akan membuat satu cerita utuh dengan satu tema.

Katakanlah cerita berisi 10 paragraf. Maka dengan acak, saya akan menyematkan punch line di 5 paragraf. Di mana tentu, paragraf yang paling akhir akan mendapat punch line seperti halnya paragraf pertama.


Yuk berlatih…

Teknik Set up – Punch line

Contoh dari blog Raditya Dika yang kurang-lebih redaksinya seperti ini:.

Set up : Edgar bersiap ke sekolah. Hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah. Segala persiapan telah sempurna. Melihat hal itu, mama menghampiri edgar, “ Oh, anak mama sudah siap. Kamu cakep sekali sayang.”

Punch : demi mendengar pujian mama, papa bergegas keluar kamar. “ Edgar, kamu belum pakai celana!”


Ini yang saya buat...
Set up : Sekarang orang-orang sedang terkena wabah Gangnam Style. Mereka joget-joget jejingkarakan meniru koboi yang tengah menunggangi kuda. Seru ya. Tapi kelihatan gila!

Punch : kenapa nggak niruin gaya kudanya yang dinaikin. Kan lebih anggun.
________________

Set up : Saya mendapati seseorang yang diselingkuhi pasti menangis kejer. Siang-malam nangis kejer. Tidak pria, tidak wanita, sama saja.

Punch : Oh wait, tapi bagaimana dengan banci?
_______________________

Set up : Saya penggila buku. Buku apapun saya lahap. Entah bagaimana ceritanya hingga saya begitu mendewakan buku. Baca buku, maka terpuaskan sudah hasrat saya.

Punch : lagi pula saat mencintai buku saya tidak perlu beli pengaman.
_________________________

Set up : menulis adalah passion saya. Panggilan jiwa saya. Makanya dalam membagi waktu, sebagian besar waktu saya, saya alokasikan untuk menulis. Saya begitu mencintai kegiatan ini.

Punch : kecuali kalau ada lima dvd yang baru release hari ini.
____________________________
____________________________


Teknik hukum angka tiga

Fajar adalah teman saya yang paling pintar. Penampilannya sungguh mencerminkan kepintarannya: berkacamata, kancing seragam mengunci hingga leher, dan celananya selalu kedodoran.
___________________

Mantan pacar saya seorang wanita seutuhnya. Dia cantik, manis, dan berjanggut tipis.
___________________________
___________________________


*Tulisan ini sepenuhnya diambil dan terinspirasi dari buku Kitab SUCI Ramon Papana dengan beberapa tambahan tentunya.

#thanksomramon